1. Pengertian Ilmu Tarikh ar-Ruwat
Menurut bahasa,
rijal artinya para
kaum pria. Sedangkan Ilmu Rijal Hadis
yang dimaksud disini adalah :
·
Menurut Muh. Zuhri dalam bukunya
Hadis Nabi menyatakan bahwa ilmu Rijal Hadis adalah Ilmu yang membicarakan
tentang tokoh / orang yang membawa hadis, semenjak dari Nabi sampai dengan
periwayat terakhir ( penulis kitab hadis .[1]
·
Munzier Suparta menyatakan,
Ilmu Rijal Hadis adalah :
“Ilmu untuk
mengetahui para perawi hadis dalam kapasitasnya sebagai perawi hadis”.[2]
Setelah melihat
pengertian Ilmu Rijal Hadis dari dua pengertian diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa Ilmu Rijal Hadis adalah suatu cabang ilmu dalam ilmu
hadis yang membahas tentang para perawi hadis untuk mengetahui kapasitasnya
sebagai perawi hadis.
Ilmu rijal Al-Hadist merupakan jenis
ilmu hadist yang sangat penting. Karena ilmu hadist mencakup kajian terhadap
sanad dan matan Rijal (tokoh-tokoh) yang membentuk sanad merupakan para
perowinya.
Ilmu
rijal al – hadist terbagi menjadi dua bagian penting :
·
Ilmu Tarikh
ar-Ruwat
·
Ilmu al – Jarh
Wa at-Ta’dil.
Ilmu
Tarikh Ar-Ruwat adalah :
Ilmu yang mencoba mengenal para perowi hadist dari
aspek yang berkaitan dengan periwayatan mereka terhadap hadist tersebut.
Bisa disimpulkan bahwa Ilmu Tarikh Ar-Ruwat
menjelaskan tentang semua yang berkaitan dengan perawi diantaranya:[3]
·
keadaan para
perawi
·
sejarah
kelahiran perawi.
·
Wafatnya
·
Guru-gurunya
para perawi
·
Sejarah
mendengarnya (belajarnya) dari mereka.
·
Perjalanan-perjalanan
Ilmiah yang perawi lakukan.
·
Sejarah
kedatangannya ke negeri-negeri yang berbeda-berbeda
·
Masa belajarnya
sebelum atau sesudah mengalami kekacauan pikiran dan
·
Penjelasan-penjelasan
lain yang memiliki kaitan erat dengan persoalan-persoalan hadist.
Di dalam buku pokok-pokok ilmu dirayah haditsmenerangkan bahwa ilmu tarikh
ar ruwah adalah:
“Ilmu yang mengenalkan kepada kita perawi-perawi hadits dari segi
mereka kelahiran, hari kewafatan, guru-gurunya, masa dia mulai mendengar
hadits dan orang-orang yang
meriwayatkan hadits dari padanya, negerinya, tempat kediamannya,
perlawanan-perlawanannya, sejarah kedatangannya ke tempat-tempat
yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits.
sedang dalam keterangan lain
ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah:
“ Ilmu yang membahas tentang biografi para perawi
yang menjelaskantentang nama dan gelar, tanggal dan tempat kelahiran, keturunan, guru,
murid dan jumlah hadist yang
diriwayatkan, tempat dan waktu, dan lainya tentang rawi
Ilmu ini tumbuh bersama tumbuhnya periwayatan dalam
islam. Ulama’ memberikan perhatian yang sangat serius terhadapnya agar mereka
dapat mengetahui tokoh-tokoh yang ada dalam sanad. Ulama’akan menanyakan umur
para perawi, tempat mereka, sejarah mendengar (belajar) mereka dari para guru,
di samping bertanya tentang para perawi itu sendiri. Hal ini dilakukan tidak
lain demi beberapa hal, diantaranya:[4]
·
mengetahui
keshahihan sima’yang dikatakan oleh perawi.
·
Mengetahui sanad
– sanad yang muttashil dari yang terputus yang mursal dari yang marfu’.
Sejarah itu merupakan senjata terbaik yang digunakan
oleh ulama’dalam menghadapi para pendusta. Sufyan al – Tsauriy mengatakan ; Sewaktu para perawi menggunakan kedustaan,
maka kami menggunakan sejarah untuk melawan mereka.
Salah satu hasil
semangat ilmiah itu adalah terhimpunnya koleksi-koleksi besar yang berisi
biogrfi dan informasi para lengkap tentang para perawi. Mereka menjaga semua
itu dalam karya-karya mereka. Lalu mereka menyyusun karya tentang para sahabat
, keadaan mereka, perang-perang, kabilah-kabilah,dan sejumlah hadits yang
mereka riwayatkan. Mereka memberikan perhatian yang sanga besar, sampai masa
kodifikasi. Buahnya kita bisa menyaksikan banyak karya yang memuat informasi
tentang para sahabat dan hal-ihwal mereka. Disamping itu juga banyak
karya-karya lain yang memuat tabi’in, tabi’ittabi’in, dan ahli-ahli ilmu
sesudah mereka.
2.
Metode
yang digunakan para penyusun dalam menyusun karya-karya tentang sejarah perawi.
Beberapa metode yang digunakan para penyusun dalam
penyusunan karya-karya tentang sejarah para perawi yang sangat beragam,
diantaranya sebagai berikut :[5]
·
Berdasarkan
tingkatan – tingkatan (thaqabat)
Membahas keadaan para
perawi tingkat demi tingkat, atau generasi demi generasi. Satu tingkatannya
mencerminkan sejumlah perawi yang hidup dalam masa yang hampir bersamaan.
Kitab-kitab thaqabat
terkemuka adalah : ath-Thabaqat Al-Kubra ( karya Muhammad ibn Sa’d (168-230 H)
dan Thabaqat Ar-Ruwat ( karya Khalifah ibn Khayyath al –‘Ushfuriy)
·
Berdasarkan
tahun
Menyebut tahun wafat
seorang perawi, lalu menyebut biografinya dan berita-berita lain tentang perawi
itu. Ini jelas tampak dalam Tarikh
al-Islam karya adz-Dzahabiy.
·
Menyusun sejarah
perawi secara Alfabetis.
Jenis semacam ini
memberikan kemudahan bagi penelitian. Dari jenis ini, yang mula-mula sampai ke
tangan kita adalah al-tarikh al – kabir karya Imam Muhammad Ibn Isma’il
al-bukhari (194-256 H)
·
Berdasarkan
nama-nama negeri tempat para perawi.
Penyusun akan
menyebutkan nama-nama ulama’ suatu negeri dan ahli-ahli yang masuk (singgah)
kedalamnya. Kadang-kadang orang yang meriwayatkan dari ulama-ulama’ itu juga
disebutkan. Biasanya penyusun mengawalinya dengan menyebutkan :
a) keutamaan-keutamaan
negeri yg bersangkutan.
b) Menyebutkan
sahabat-sahabat yang tinggal disana atau pernah singgah atau pernah lewat.
c) Menyebut
ulama-ulama lain secara alfabetis.
Tarikh yang tertua adalah Tarikh Naisabur karya Imam Muhammad ibn Abdillah al-Hakim
al-Naisaburiy (321-405H) yang merupakan karya terbaik dan paling sering
digunakan ulama dan Tarikh Baghdad karya
Abu Bakar Ahmad ibn Ali al-Baghdadiy yang lebih dikenal dengan nama al-Khatib
al-Baghdadiy (392 – 463 H) yang merupakan kitab yang paling agung dan paling
bermanfaat. Tarikh Dimasyqi yang
terdiri dari delapan jilid atau bahkan lebih, karya al –Hafidz al-Mu’arrikh Ali
ibn al-Hasan (Ibn ‘Asakir) ad Dimasyqiy (499-571), yang merupakan karya besar
dan lengkap.
Metode
lain Penyusunan karya tentang nama-nama para perawi
Menyusun karya tentang nama-nama perawi dapat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:[6]
·
Menyebutkan
nama-nama asli para perawi
·
Menyebutkan nama
laqab (julukan) nama nisbat mereka
·
Menyebutkan
kedua-duanya yaitu nama asli dan julukan “mu’talif dan mukhtalif”
·
Menyebutkan
nama-nama kun-yah dan nama-nama nisbat
·
Menyebut
saudara-saudara laki-laki maupun perempuan
·
Menyebutkan usia
sahabat,tabiin maupun yang lain.
·
Menyebutkan
nama-nama “musytabih” dan karya – karya lain yang mengindikasikan perhatian
serious mereka terhadap ilmu
·
Menunjukkan
kehandalan mereka dalam bidang ini.
Karya
tentang nama-nama asli dan nama-nama kun-yah terkemuka antara lain:
·
Kitab Al-Asamiy
Wa al-Kuna karya Ali ibn Abdillah al-Madiniy (
161-234 H )
·
Kitab Al-Kuna Wa
al-Asma’ karya Abu Bisyr Muhammad ibn Ahmad ad-Daulabi ( 234
– 320 H)
·
Kitab Al-Ikmal
Fi Raf’ al-Irtiyab ‘An al-Mu’talif Wa al-Mukhtalif Min al-Asma’ Wa al-Kuna Wa
al-Ansab” karya al-amir al-hafidz abu nashr ali ibn Hitabullah
(Ibn Ma’kula) al-Baghdadiy (421-486 H), yang merupakan kitab yang sangat
berharga yang disusun setelah penulisnya menelaah kitab-kitab sebelumnya.
Karya
tentang nama-nama julukan para perawi yang paling lengkap :
·
Kitab”Nuzhah
al-Albab Fi al-Alqab “ karya al Hafidz Muhammad ibn Ahmad ibn Ustman
adz-Dzahabiy (773-852 H)
Karya
tentang nama-nama perawi yang Musytabih
yang paling lengkap :
·
kitab al-Musytabih fi Asma’ al-Rijal karya
al-Hafidz Muhammad ibn Ahmad ibn Utsman adz-Dzahaby (673-748 H).
Karya tentang nisbat yang paling lengkap adalah
·
al-Ansab karya Taj al-Islam Abdlu Karim ibn Muhammad
as-Sam’any (506-562 H), yang disusun secara alfabetis,dan
·
kitab al-Lubb yang terdiri dari tiga jilid karya Ali ibn
Muhammad asy-syaibany al-Jazary (555-630 H). dalam kitab terakhir ini, penyusun
meringkas kitab al-Ansab milik as-Sam’any dengan sedikit tambahan. Kitab ini
dicetak dalam tiga jilid di Mesir pada tahun (1356-!359 H).
3.
Biografi
Para Perowi yang Termasyhur
Malik
bin Anas bin Malik bin Abu Amir al-Asbahi
Lahir:
Madinah, 93 H
Wafat
tahun 179 H.
Kakek
beliau adalah seorang tabi’in dan eyangnya adalah seorang sahabat Nabi.
Keluarga beliau berasal dari Yaman dan pada masa hidup Nabi, mereka menetap di
Madinah.
Keluarga
beliau terdiri dari : istri “Fatimah” dan ketiga anak beliau : Yahya, Muhammad,
dan Hammad.
Sifat
dari Malik, memiliki sifat kerendahan hati dan keluwesan pandangan beliau.
Karya-Karya
beliau :
Karya
–karya berikut yang ini telah diatribusikan kepada beliau :[7]
a. Risalah
Ila Ibn wahb fi Al-Qadr
b. Kitab
al-Nujum
c. Risalah
fi al-‘aqdiyah
d. Tafsir
li Ghorib Al-quran
e. Risalah
ila al-Layts bin Sa’d
f. Risalah
ila Abu Ghassan
g. Kitab
al-siyar
h. Kitab
al-manasik
i.
Kitab
al-Muwaththa’
·
AHMAD BIN
MUHAMMAD BIN HANBAL
Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin
Hanbal
Bapaknya adalah seorang Mujtahid
yang hidup di Bashrah. Dia mengembara ke Marwah sebagai seorang ghazi dimana
Ahmad di lahirkan, tanggal 20 Rabi’ Al-Awwal 164 H. kemudian pada saat Ahmad
masih bayi, beliau dibawa ke Baghdad. Bapaknya meninggal ketika Ahmad berusia
30 tahun. Ibunya adalah Shafiyah bin Maymunah binti Abdul Malik Asy-Syayibani.
Karya-karyanya :[8]
a. Al-‘Ilal
wa Ma’rifat Al-Rijal
b. Tarikh
c. Al-Nasikh
wa al-Mansukh
d. Al-Tafsir
e. Al-Manasik
f. Al-Asyribah
g. Al-Zuhd
h. Al-Radd
‘ala Al-Zanadiqah wa Al-Jahmiyah
i.
Al-Musnad
·
IMAM BUKHARI
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail
bin Ibrahim bin Al-Mughirah al-Ja’fari
Lahir : Bukhara, jum’at 13 syawal
194 H
Wafat : sabtu, malam hari raya pada
tahun 256 H
Bapaknya Ismail adalah seorang
ulama hadist yang mempelajari materi ini dibawah bimbingan sejumlah tokoh ulama
termasyhur seperti : Malik bin Anas, Hammad bin Zayd dan Ibnu Mubarak.
Karya-karya beliau :[9]
a. Qadhaya
al-shahabah wa al-tabiin
b. Rof’al-Yadayn
c. Qiraat
khalf al-Imam
d. Khalq
af’al al-‘ibad
e. Al-tafsir
al-khabir
f. Al-musnad
al-khabir
Syarat-syarat keshahihan hadist
menurut bukhari :
a. Perowi
harus memnuhi tingkat kriteria yang paling tinggi dalam hal watak pribadi,
keilmuaan dan standart akademis
b. Harus
ada informasi positif tentang para perowi yang menerangkan bahwa mereka saling
bertemu muka, dan para murid belajar langsung dari syaikh hadistnya.
·
ABDUR RAHMAN
AHMAD BIN SYU’AYB BIN ALI BIN SINAN BIN BAHR AL-KHURASANI AL-NASA’I
Lahir pada 215 H dan telah melakukan
perlawatan secara intensif untuk mempelajari hadist Nabi. Pada usia 15 tahun
Al-Nasa’i memulai pengembaraan untuk tujuan ini.beliau belajar hadis di
khurasan, Irak, Saudi Arabia, Syria, Mesir, dan Aljazair.
Al-Nasa’I sangat akurat dalam
pembukuan hadis.
Karya-karyanya :[10]
a. Al-sunan
al-kubra
b. Al-sunan
al-mujtaba’
c. Kitab
Tamyiz
d. Kitab
Ad-Dhu’afa’
e. Khasa’ish
‘ali
f. Musnad
‘Ali
g. Musnad
Malik
h. Manasik
al-Hajj
i.
Tafsir
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Khatib,
DR. M. ‘AJ AJ.1998, Ushul Al-Hadist, Jakarta: Gaya Media Pratama
Ph.
D, MA, Muhammad Mustafa. 1996, METODOLOGI
Kritik Hadis, Bandung: Pustaka Hidayah
Suparta,
Munzier.2002, Ilmu Hadis, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Zuhri,
Muh.1997, Hadis Nabi, Yogyakarta : Tiara Wacana
Yogya.
[1] . Muh. Zuhri, Hadis Nabi, ( Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 1997 ),
h. 117
[2] . Munzier Suparta, Ilmu Hadis, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002
), h. 30
[3] .
dr.M.’Ajaj al-khathib,. Ushul al
hadist,. Hal : 227
[4]
.ibid hal 227
[5] .
ibid hal 228
[6]
.ibid hal :229
[7]
.Muhammad Mustafa Azami, MA, Ph.D. “metodologi kritik hadist”. Hal :133
[8]
.ibid hal : 135
[9]
.ibid hal :141
[10]
.ibid hal 152